Tahun ini (29 Maret 2024) perkumpulan Penggemar Filateli Indonesia (PFI) genap berusia 102 Tahun. Waktunya bertepatan dengan bulan suci Ramadhan bagi umat Islam, tanggalnya bertepatan dengan peringatan Hari Jumat Agung bagi kaum Nasrani. Untuk itu Pengurus Pusat PFI memilih untuk menggelar acara peringatan dengan sederhana, ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang digelar dalam suatu pesta yang meriah. Meski sederhana namun tetap istimewa.
Mengambil tempat di Rumah Budaya Fadli Zon di Cimanggis-Depok, Ketua Umum Fadli Zon memimpin langsung acara peringatan tersebut yang digelar sambil ngabuburit (istilah dalam bahasa Sunda yang bermakna berkegiatan di sore hari menanti waktu berbuka puasa). Peringatan diawali dengan peluncuran tiga jilid buku Hindia Belanda dalam Kartupos Bergambar buah karya Mahpudi & Fadli Zon, disusul peresmian website PFI (www.pp-pfi.org) dan ditutup dengan pemotongan nasi tumpeng yang waktunya bertepatan dengan saat berbuka puasa tiba.
Selain sejumlah pengurus PFI hadir pula para kolega dari komunitas seperti SNKI (Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia), HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), HSBI (Himpunan Seniman Budaya Islam), hingga PASKI (Persatuan Seniman Komedi Indonesia). Yang paling istimewa adalah kehadiran Komeng, komedian yang tengah menyita perhatian publik karena terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Jawa Barat dengan suara lebih dari 5 juta pemilih. Sore itu, Komeng menghibur dengan lawakannya yang bertema prangko dan filateli dengan kocak.
Peluncuran dan diskusi buku menjadi sesi yang sangat menarik. Diskusi dipimpin oleh filatelis senior dari Surabaya, Said F. Basmeleh yang berkisah tentang perjalanan hidupnya dalam memburu koleksi kartupos bergambar. Sementara Fadli Zon dan Mahpudi sebagai narasumber mengungkap bagaimana proses dan isi dari buku Hindia Belanda dalam Kartupos Bergambar yang mereka susun bersama. Sekilas diungkap bahwa kartupos pada mulanya merupakan media komunikasi dimana orang-orang Barat yang tinggal di Nusantara hendak mengabarkan kepada kerabatnya di seberang lautan secara visual tempat dimana mereka kini berada. Namun dalam perkembangannya, kartupos bergambar itu juga memberikan penyadaran kepada kaum pribumi yang mulai terdidik tentang peradaban negerinya. Penyadaran yang kelak mendorong terjadinya gerakan untuk meraih kemerdekaan sebagai bangsa yang berdaulat.
Peringatan tidak hanya dilakukan di Jakarta, sejumlah pengurus daerah juga merayakan hari istimewa itu dengan menggelar acara, antara lain PD Sulawesi Selatan, PD Sumatera Utara, dan PD Sumatera Barat. Dengan caranya masing-masing para filatelis daerah ini mensyukuri eksistensi organisasi mereka yang menjadi organisasi hobi tertua di Indonesia. ***